
Nias Selatan, bintasara.com – Sebuah kisah dramatis dan penuh haru tersaji di Pelabuhan Baru Teluk Dalam, Kamis (22/5/2025), ketika dua nelayan yang sempat hilang kontak selama tujuh hari di lautan luas akhirnya kembali ke daratan dengan selamat. Lebih dari sekadar kepulangan, momen itu menjadi simbol nyata hadirnya negara bagi rakyatnya melalui sosok pemimpin lapangan, Kapolres Nias Selatan, AKBP Ferry Mulyana Sunarya, S.I.K.
Dua nelayan tersebut, Yadifati Laia (55) dan Zabali Amazihono (38), masing-masing warga Kecamatan Lahusa dan Toma, mengalami insiden di laut ketika kapal yang mereka tumpangi, KM. Sepakat Bersama 04, mengalami kerusakan mesin dan dihantam badai saat melaut di perairan Hibala pada Selasa, 13 Mei 2025. Terombang-ambing tanpa arah dan komunikasi, mereka akhirnya terbawa arus hingga ke perairan Mentawai, Sumatera Barat.
Sementara keluarga menanti dalam ketidakpastian, upaya pencarian intensif dilancarkan oleh tim gabungan dari Basarnas, TNI, dan Polri. Namun, ganasnya cuaca memaksa operasi penyelamatan dihentikan sementara. Harapan mulai menipis, hingga sebuah kabar menggugah muncul pada Senin, 19 Mei dimana keduanya ditemukan oleh nelayan Padang dalam keadaan hidup.
Mengetahui informasi tersebut, Kapolres Nias Selatan AKBP Ferry Mulyana Sunarya, S.I.K. tak tinggal diam. Dalam keputusan cepat dan sarat empati, ia memerintahkan langsung Sat Polairud untuk segera melakukan penjemputan. Tim yang dikomandoi oleh IPTU Karib Zega, S.I.P., M.H. menempuh perjalanan laut sejauh 52 mil dengan kondisi cuaca yang masih belum bersahabat.
Tim tiba di Pulau Tello pada Rabu dini hari, dan setelah memastikan kondisi korban stabil melalui pemeriksaan medis, mereka diberangkatkan dengan kapal cepat menuju Teluk Dalam. Pukul 11.00 WIB, Kamis pagi, kapal bersandar di pelabuhan. Di sana, berdiri sang Kapolres, menyambut dua warganya yang baru saja melewati lorong kematian.
“Ini bukan hanya persoalan penyelamatan. Ini adalah komitmen kami sebagai aparat negara untuk hadir ketika rakyat memanggil, terlebih dalam situasi yang menyangkut nyawa manusia. Kami bersyukur mereka kembali dengan selamat,” ujar AKBP Ferry Mulyana.
Tak hanya memimpin langsung penjemputan, Kapolres juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh elemen yang turut andil dalam keberhasilan operasi ini, termasuk solidaritas nelayan Padang yang menemukan dan membantu korban.
Setelah penyambutan resmi, personel Polres mengantar kedua korban kembali ke kediaman masing-masing. Tiba di desa asal pukul 13.00 WIB, suasana haru menyelimuti prosesi pemulangan. Air mata dan pelukan menyatu dalam syukur yang mendalam.
“Kami tidak tahu bagaimana membalas ini. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Kapolres dan semua pihak. Ini bukan hanya penyelamatan, ini adalah keajaiban,” ucap salah satu anggota keluarga dengan suara bergetar.
Peristiwa ini bukan semata tentang dua orang nelayan, melainkan cerminan keberpihakan institusi kepolisian terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang sering kali luput dari sorotan. Di bawah kepemimpinan AKBP Ferry Mulyana, Polres Nias Selatan menunjukkan bahwa tugas menjaga keamanan tidak bisa dilepaskan dari kewajiban moral melindungi kehidupan.
“Masyarakat Nias Selatan harus tahu bahwa mereka tidak sendiri. Polri hadir bukan hanya sebagai penegak hukum, tapi sebagai pelindung, pelayan, dan pengayom dalam arti sesungguhnya,” pungkas Kapolres.